Rabu, 18 Maret 2020

5 Alasan Mengapa Kamu Wajib Memiliki Pasangan Seorang Anak Sastra

5 Alasan mengapa anak sastra wajib
Di jadikan pendamping hidup


Zaman sekarang mungkin sebagian besar anak muda terlalu berpilih2 dalam mencari pasangan Hidup, Nah, Mau tau pasangan Hidup yang Mampu membuatmu Nyaman dan Bahagia memilikinya? Simak Poin2 berikut Tentang wajibnya memilih Anak sastra sebagai pendamping yang tepat untuk anda :


🔹 Pengertian dan Tak Egois
Perna nggak kamu memiliki pacar yang begitu Susah di mengerti dan selalu saja menganggap dirinya paling benar? Itu berarti ia tidak menguasai perasaan dan keinginan hatimu,
Contohnya, di saat terjadi permasalahan baik masalah kecil atau pun besar ia tidak perna mengalah dan selalu mengganggap benar meski ia sendiri yang memulainya,. Nah,, ini berbeda dengan Anak sastra lohh, Mengapa? Menurut Psikolog Anak sastra cenderung Mampu menguasai sesuatu yang tidak dapat di kuasai orang lain, seperti "Improvisasi", Masih kurng mengerti ya?? Contohnya, Misalnya sebuah masalah terjadi dalam sebuah hubungan, Anak sastra mampu berfikir cepat kalimat-kalimat yang pantas untuk di ucapkannya tanpa harus memperbesar masalah, yaitu kalimat yang mampu membuat anda tersenyum dan melupakan masalah tersebut, Seperti selayaknya ia berada dalam sebuah panggung Teater, saat kehilangan Naskah, iapun mulai berimprovisasi lewat kalimat yang tidak jauh dari naskah atau lakon dalam cerita. Jadi bisa di mengertikan, Anak sastra itu mampu menguasai hati kalian jika terjadi masalah,
Panggung yang luas bisa ia kuasai, Apalagi hati kecilmu hahahhaha....

🔹Ia bisa memahami karakter dan sifatmu, seperti ia memerankan karakter orang lain dalam panggung.
Nah, tak bedah jauh dari poin pertama, ia mampu mengetahui Mood kamu sendiri, seperti di saat kamu sedang memiliki masalah, ia bisa menyesuaikan dan cepat mengetahui Mood kamu loh.. Kok bisa? Iyalah, namanya juga anak sastra, mampu melihat mood orang lewat Ekspresi (wajah) dan intonasi (Nada Suara), di situ ia bisa menangkap apakah kamu sedang bahagia atau tidak, sehingga ia bisa menyesuaikan saat-saat bercanda atau serius, ataupun bisa memberi hiburan atau motivasi untuk memperbaiki Mood yang sedang tidak karuan.

🔹Menjadi Peran UtamaTerbaik dalam hidupmu
Maksud dari poin ini, yaitu menjadi pemeran utama yang baik, artinya ia mampu berdiri paling depan saat kamu membutuhkan sesuatu dan bukan untuk memberatkannya seperti yang di lakukan pasangan lain, Namanya juga pemeran Utama, bisa menguasai berbagai macam peran, meski ia sendiri memiliki Beban yang sama mungkin, tapi ia tetap mementingkan kebutuhanmu agar menjadi sebuah cerita yang sempurna.

🔹Membuat Perjalanan Cinta Lebih Sempurna.
Seperti selayaknya seorang Narator,. Jika kurang mengerti Narator, dalam sebuah pementasan itu adalah seorang yang membawa/menceritakan sebuah cerita lebih sempurnah, nah dari artinya saja sudah kita mengerti, Cerita Cinta kalian berdua akan awet dan langgeng karena ia yang akan menjadi sosok pembawa Kisah cinta yang baik.. asik kan hahaha...

🔹Menjadi Penghibur yang baik, di saat kamu miliki masalah
Sedih, Komedi, Tegang, dll, adalah sebuah Gendre dalam cerita, dan itu sudah pasti di kuasai oleh anak sastra, dan mari kita ambil dalam poin ini sebuah Gendre Komedi. Anak Sastra mampu menghibur kamu jika sebuah masalah menimpah kehidupanmu, dan dalam waktu yang singkat, ia mampu membuatmu tertawa hingga kamu bisa lupa jikalau kamu memiliki sebuah beban. Kren kan....
Jadi anak Sastra itu, Adalah penghibur yang sejati...

Gimana? Cukup baik bukan, pacaran dengan anak sastra.
Nggak usah ragu dan nggak usah sungkan apalagi gengsi saat memilih pasangan Seorabg Teaterawan atau Sastrawan, karena Mereka Adalah Pasangan sempurna yang pasti bisa membuat hubungan Awet dan Langgeng,
So,,, Trimakasih Sudah berkunjung, Jangan lupa komentar di bawah jika ada tanggapan ataupun Tambahan dalam Laman ini, okee??
GodBlees....



By : Richard Ering


Selasa, 17 Maret 2020


Inilah potongan Singkat Naskah Teater "Toar-Lumimuut" yang perna di pentaskan dalam pentas Seni SMA N 1 Tomohon 2019, yang di karang oleh Richard Ering dan di sutradarai Oleh Claudio Raintung.

   


                        "Manusia Pertama"
                          (Richard .A. Ering)

Lumimuut :  kini, tanah minahasa adalah milik kita, dan aku sebagai orang tua kalian akan membagikan beberapa tanah yang ada di minahasa...

Anak 1 : sebaiknya kita membagikannya secara adil, agar tak ada perang di antara kita

Anak 2
: kit ini bersaudara, perang hanyalah untuk musuh yang ingin merebut tanah ini..

Anak 3 : tidak, aku harus menerima banyak bagian, karena di antra kita, yg pling berkuasa adalah aku..

Anak 4 : kau jangan gegabah saudara, kita adalah satu, dan pembagian ini harus adil..

Anak 3 : aku tidak gegabah, mnurutku, memberikan kekuasaan kepada yang lebih berkuasa itu baik bukan?

Anak 5
: tidak!, yang berkuasa hanyalah kasuruan, opo wailan wangko, dan selanjutnya adalah orang tua kita,.. kita semua hanyalah turunanya, kitpunya kuasa tetapi hanya untuk turunan kita, bukan berkuasa sesama kita...

Anak 6 : itu benar (anak 3) kau seharusnya memiliki keadilan, sebagaimana yang di amanatkan oleh nenek moyang kita karema..

Anak 3 : tidak, tidak, bagaimanapun, aku harus memiliki tanah yang lebih dari kalian..

Anak 7 : kau terlalu egois (anak 3) kalau kau mengambil lebih, yang lainya tidak akang dapat bagian

Toar : diam!! (Semua kaget)

Lumimuut : kami yang berkehendak membagikan tanah ini, bukan semau kalian, dan kami akan membagikannya secara adil...
...
Toar : tidak ada yang bole membantah keputusan kami, keputusan kami benar adanya..

(Pembagian mulai di lakukan)

Minggu, 15 Maret 2020

KEBUDAYAAN di ERA MILENIAL VZ TIK-TOK?

KEBUDAYAAN Milenial, Sekarat atau Melekat??
Inilah tanggapan Richard lewat blog pribadinya.

Budaya Bertanya;
Narasumber : Richard.


1 . Kebudayaan Minahasa di Tahun Milenial? Sekarat atau bahkan lebih melekat?" Apa tanggapan anda tentang itu?

     "Saya (ichad) kecewa, mengapa?..
Saat ini, Tahun Milenial, Tahun di mana kita di pertemukan pada yang Namanya penjajahan, bukan penjajahan angkatan bersenjata dan bukan juga penjajahan Agama, bahkan ini lebih parah lagi menurut saya.
Budaya, ya budaya. Contoh kecil saja Opening Ceremony Liga 2020 yang biasanya menggunakan tari Budaya Indonesia, kini di ganti dengan Tik-tok, Beribu-ribu tarian Adat di indonesia hanya bisa di kalahkan lewat 1 Aplikasi saja?..
Okelah itu di luar minahasa, tapi di daerah minahasa ini, baik Tomohon, Manado, Tondano dsb. Remaja kita seperti di hipnotis, maksud saya begini; kok bisa yah sekali mencoba langsung ketagihan? Sekali di coba, bisa langsung 2x sampai 3x bahkan sampai berulang-ulang kali, dan sedangkan tarian Daerah baik itu Minahasa atau tarian daerah lainnya jika di suru pelajari apa mereka akan ketagihan? Apa mereka mau bila di suru? Tidak kan, kalo pun mau... ya bersyukur, tapi bagi sebagian besarnya yang hanya menginginkan budaya Asing seperti tik-tok? Saya bilang budaya asing karena setahu saya, Tiktok itu berasal dari China, tapi kok bisa menarik keinginan milenial dengan sekali coba? Bukannya itu seperti di hipnotis,. 

"Torang ini di jajah, torang pe budaya sekarat, kong sapa yang mo jadi pahlawan? Ya Torang samua anak muda."
(Saat ini kita di jajah, Kebudayaan kit sekarat, Lantas siapa yg akan menjadi pahlawannya? Kita. Ya kita semua anak-anak Milenial,.) "


2 . Banyak yang berkata kalau bermain tik-tok itu hanya untuk menghibur diri, sehingga timbul sebuah kalimat ajakan bagi yang Galau, "Lebih baik main tiktok dari pada bunuh diri". Pantaskah?

     "Sejenak memang saya tertawa saat mendengar atau memnaca kalimat itu..Okelah nggak apa-apa jika kita memainkan Aplikasi itu untuk menghibur diri, tapi jangan kelewatan seperti yang saya katakan tadi, yaitu mengganti Budaya jadi Aplikasi,. Kalau mau hibur diri lewat tik-tok Silahkan, tapi setidaknya tolonglah sisipkan waktu untuk mempelajari Budaya, mengenang para leluhur, melestarikan Aset Budaya yang nyaris punah karena sebuah aplikasi.. "

3 . Apa yang Menjadi Pesan Anda Untuk Mereka Para Tiktokers Minahasa? 

""Pertama ya minta maaf sebelumnya, saya bukannya melarang untuk main Tiktok, tapi setidaknya kasihlah peluang waktu sedikit saja untuk Kebudayaan,
Beking ngoni pe nene" tete' leluhur Minahasa tersenyum ja lia pa ngoni rajin deng semangat melestarikan budaya"
dan untuk saat ini, saya yakin, mereka para leluhur Minahasa, pasti menangis melihat sikap cucu-cucu mereka yang hanya sibuk dengan budaya luar, tetapi budaya sendiri tidak mereka gunakan."


********
Jendelasulut.com







Kamis, 12 Maret 2020

"SENYUMAN LELUHUR" Puisi Budaya Richard Ering

Sebuah karya Puisi Richard yang mengundang tangis para Budayawan.
Puisi ini terinspirasi dari beberapa kejadian yang meremuk hati para budayawan, mulai dari kejadian perusakan waruga sampai dengan penghinaan atau pelecehan terhadap waruga dan situs budaya Minahasa lainya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab..
Richard seorang pekerja seni Tomohon memposting puisinya di salah satu grub "Kabasaran Minahasa" lewat Media Sosial (FaceBook)
Demikian bunyi puisi dari Richard.



"SENYUMAN LELUHUR"
        - R . Ering -

Lihatlah Mereka,
Leluhur Perkasa, Penjaga Tanah ini,
Darah dan Nyawa Dikorbankan,
Demi kita, Cucu Leluhur.

Lihatlah Mereka,
di balik batu Waruga Mereka duduk,
Beristirahat tenang tersenyum
Menatap kita sejahtra di tanah ini

Kenanglah Mereka, Leluhur perkasa kita,
yang hanya bisa terlihat lagi lewat waruga.
Pemberi tanah lewat tumpahan Darah,
Demi kita yang menikmati bekas luka mereka untuk Tanah ini

Kenanglah Mereka, Leluhur perkasa kita,
Lestarikan dan Pelihara peninggalannya
Bukan dirusak dan di lecehkan.
Biarlah Leluhur menatap tenang tersenyum dalam Waruga, bukan untuk menangis.